Tampilkan postingan dengan label lingkungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lingkungan. Tampilkan semua postingan

Senin, 27 Januari 2014

teknologi modifikasi cuaca

Banjir yang terjadi hampir merata di seluruh Pulau Jawa pada akhir tahun 2007 dan awal tahun ini sungguh
tidak bisa dianggap ringan. Puluhan jiwa melayang, ribuan penduduk menjadi sengsara, dan infrastruktur
yang telah dibangun dengan biaya miliaran bahkan  mungkin triliunan rupiah harus luluh lantak.
Banjir sempat surut. Bahkan, bumi Indonesia sempat  kering akibat hujan yang tidak turun dalam dua minggu.  Periode kering ini secara regional wilayah Indonesia  hanya bertahan hingga sekitar tanggal 20 Januari 2008.
Kini curah hujan terus mengguyur sebagian wilayah   Indonesia hingga puncak musim hujan untuk wilayah
Indonesia pada minggu terakhir bulan Januari hingga  Februari 2008. Prakiraan ini didasarkan pada perilaku
gelombang atmosfer yang dominan memengaruhi cuaca saat  ini, yaitu gelombang intramusim yang dikenal dengan  Madden Julian Oscillation (MJO).
Berdasarkan pemantauan gelombang MJO kemudian sudah meninggalkan wilayah Indonesia dan berada di sebelah  timur wilayah Indonesia. Dalam waktu beberapa hari  ini, gugus awan ini kembali berada di sebelah barat  wilayah Indonesia (Samudra Indonesia). Di Indonesia  bagian barat, seperti Jakarta dan Sumatera, tumbuh  awan-awan konvektif yang biasanya turun menjadi hujan  pada siang hingga sore hari. Ketika gugus awan sudah  berada di wilayah Indonesia, hujan akan turun  sepanjang hari dan malam, seperti terjadi akhir-akhir  ini. Pada saat inilah peluang terjadinya banjir di  wilayah Indonesia sangat besar.
Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi terjadinya banjir ini? Tanpa mengecilkan arti dari
berbagai upaya yang telah dilakukan berbagai pihak, sebenarnya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mempunyai kemampuan antisipasi banjir dengan sebuah teknologi untuk memodifikasi cuaca.

Sistem Pengendali Banjir



Prof. Dr.-Ing. Fahmi Amhar
Peneliti Badan Informasi Geospasial

Banjir membuat sengsara.  Air kotor masuk rumah, membuat sofa, kasur, buku-buku tidak bisa dipakai lagi.  Pada saat banjir, listrik mati, PAM mati, telefon mati., jalanan macet.  Pasca banjir, sampah di mana-mana.  Pabrik dan kantor yang tidak kena banjirpun banyak yang tidak berjalan.  Pegawainya tidak bisa menembus banjir.  Daerah bebas banjir ikut kena imbasnya.  Harga kebutuhan pokok naik.  Pasokan BBM terlambat.


Adakah teknologi untuk mengendalikan banjir?  ada!  Kenapa tidak dipakai?  Dipakai!  Kenapa tidak berhasil?  Perlu sistem!  Sistem apa?  Ada sistem keras (fisik) dan sistem lunak.


Banjir bukan sekedar fenomena alam.  Fenomena alamnya adalah hujan.  Tetapi hujan belaka tidak otomatis menyebabkan banjir.  Untuk menjadi banjir, debit air yang berasal dari hujan dan limpahan daerah hulu, harus lebih besar dari “kredit air”, yaitu air yang meresap, menguap atau dibuang.  Oleh sebab itu, agar tidak banjir, teknologi yang dapat dikembangkan adalah bagaimana mengendalikan peresapan dan pembuangan air.

Hemat Energi dan Taman, Itu Syarat Rumah Ramah Lingkungan


http://images.detik.com/content/2013/11/28/1059/afsel.jpg Dok. Livegreen
Jakarta - Banyak solusi yang dirancang untuk menekan dampak dari pemanasan global. Salah satunya yang dilakukan arsitek Ken Stucke dengan membuat arsitek ramah lingkungan.

Bagaimana caranya? Menurutnya, sekitar 50 persen energi dunia digunakan guna memproduksi dan melayani bangunan.

"Pendekatan arsitektur hijau sangat penting," katanya seperti dikutip dari situs livegreenblog.com.

Rabu, 01 Januari 2014

Car Free Day Langkah efektif kurangi dampak pemanasan global

Kota-kota besar di Indonesia mulai merasakan betul dampak dari membanjir bandangnya jumlah kendaraan bermotor yang angkanya terus meningkat hebat dari tahun ke tahun. Khusus Jakarta saja entah berapa juta kendaraan yang rutin memadati setiap sudut ibukota setiap harinya. Hal serupa juga mulai dirasakan kota-kota lain macam Bandung, Surabaya atau Medan. Bahkan hal ini juga ikut dirasakan oleh kota-kota disekitarnya, macam Bekasi atau Tangerang. Kemacetan tak lagi dapat dipungkiri telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup mereka yang bertempat tinggal dikota besar. Bisa dibilang prosentase waktu terbesar manusia dikota-kota besar dihabiskan dijalanan, karena macet! Lelah dan stres adalah efek yang langsung dapat dirasakan. Namun ada dampak lain yang lebih serius (dan lebih berbahaya) yang dihadirkan oleh makin tingginya angka kendaraan bermotor dikota-kota ini. Ia adalah POLUSI! Tak dapat dipungkiri salahsatu dampak dari tingginya angka penggunaan kendaraan bermotor adalah semakin buruknya kualitas udara. Setiap emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor ke udara membawa serta gas atau zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Alhasil, warga masyarakat kota ’diam-diam’ telah teracuni oleh udara kotor yang mereka hisap.

Kamis, 12 Desember 2013

6 Destinasi Wisata LiburanHijau di Surabaya

Wacana green living saat ini memang sedang gencar dilakukan oleh para aktivis peduli lingkungan. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran mayoritas orang tentang penyelamatan lingkungan di bumi. Namun, tidak semua masyarakat buta akan pentingnya gaya hidup hijau. Mongabay Indonesia beberapa kali melansir berita tentang kepedulian para aktivis lingkungan dari kalangan artis, seperti Slank, Jerinx “SID”, Glenn Fredly, dan masyarakat dari berbagai daerah.
Gambar diambil dari http://dropblogs.files.wordpress.com/
Gambar diambil dari http://dropblogs.files.wordpress.com/
Surabaya terkenal sebagai kota metropolis kedua setelah Jakarta. Kota yang mendapat julukan Kota Pahlawan ini merupakan pusat industri, lembaga pendidikan, gedung pemerintahan, dan lahan subur bagi sentra bisnis. Panas terik cuacanya juga tidak mampu menahan keinginan wisatawan untuk berkunjung ke Ibukota Jawa Timur ini. Luasnya Kota Surabaya memang masih menyimpan potensi wisata yang menarik. Berbagai jenis museum, beragam cita rasa resto dan café, dan variasi mall megah. Namun, siapa sangka, Surabaya juga masih menyediakan wisata #liburanhijau yang cocok untuk menikmati green living.

Ruang Terbuka Hijau Memiliki Tiga Fungsi Penting


Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di setiap kota memiliki tiga fungsi penting yaitu ekologis, sosial-ekonomi dan evakuasi. Dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan, jumlah RTH di setiap kota harus sebesar 30 persen dari luas kota tersebut. Arsitek Landsekap/ Majelis Ikatan Arsitektur Landsekap Indonesia (IALI) Ning Purnomohadi dalam program Selamat Pagi Nusantara di TVRI, Rabu (2/7) mengatakan, RTH perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi.

Fungsi ekologis RTH yaitu dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara dan pengatur iklim mikro. Fungsi lainnya yaitu sosial-ekonomi untuk memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi dan sebagai tetenger (landmark) kota.

                                                                     
“Sementara evakuasi berfungsi antara lain untuk tempat pengungsian saat terjadi bencana alam,” terang Ning Purnomohadi. Dengan keberadaan RTH yang ideal, maka tingkat kesehatan warga kota yang bersangkutan juga menjadi baik. RTH dapat mengurangi kadar polutan seperti timah hitam dan timbal yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

PERSEBARAN WILAYAH KONSERVASI


Bismillah....

Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, (Inggris)Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan (http://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi). Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah :
  • Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
  • Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam
  • (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik.
  • Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
  • Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.

Konservasi lingkungan hidup adalah perlindungan lingkungan hidup supaya terhindar dari kerusakan akibat pemanfaatan yang tidak sesuai dengan kemampuan / daya dukung lingkungan tersebut.
Konservasi kawasan dan keanekaragaman hayati meliputi pengelolaan dan pendayagunaan kawasan konservasi serta pemberdayaan masyarakat sekitar taman nasional, taman wisata, taman hutan raya, kawasan suaka alam, hutan lindung dan taman buru.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...