Patung gajah berbahan beragam rongsokan barang elektronik seperti menjadi daya tarik Ruang Terbuka Hijau (RTH) Keplaksari yang baru selesai dibangun akhir Desember.
JOMBANG-Liburan tahun baru, Rabu (1/1/2014), banyak dimanfaatkan warga Jombang untuk rekreasi. Sejumlah tempat wisata lokal pun penuh dikunjugi warga.
Mulai Wanawisata Sumberboto di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno, kemudian wisata pegunungan di Wonosalam, sampai dengan Taman Rekreasi dan Kolam Renang Tirta Wisata. Bahkan ruang terbuka hijau (RTH) Keplaksari yang pembangunannya baru tuntas akhir Desember 2013, juga dijubeli warga.
Kendati tanpa dilengkapi sejumlah wahana, namun keberadaan RTH Keplaksari mampu menarik minat warga untuk datang. Ini antara lain karena lokasinya lumayan luas, dengan tumbuhan pelindung yang cukup menyejukkan.
Mulai Wanawisata Sumberboto di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno, kemudian wisata pegunungan di Wonosalam, sampai dengan Taman Rekreasi dan Kolam Renang Tirta Wisata. Bahkan ruang terbuka hijau (RTH) Keplaksari yang pembangunannya baru tuntas akhir Desember 2013, juga dijubeli warga.
Kendati tanpa dilengkapi sejumlah wahana, namun keberadaan RTH Keplaksari mampu menarik minat warga untuk datang. Ini antara lain karena lokasinya lumayan luas, dengan tumbuhan pelindung yang cukup menyejukkan.
Dengan kondisi demikian, keluarga yang membawa anak-anak lebih merasa aman. Mereka cukup menggelar tikar, kemudian membiarkan anak-anak bermain di rerumputan yang luas.
Kalau merasa haus atau lapar, di lokasi itu pun terdapat sekitar delapan pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai makanan dan minuman. Mulai dari bakso, es, kopi, mi ayam, sampai nasi bungkus.
Bagi remaja, anak-anak muda, lokasi ini pun cukup menjadi magnet. Ini karena di salah satu bagian RTH, terdapat sedikitnya tujuh patung binatang. Uniknya, patung-patung itu dibuat dari barang bekas atau limbah.
Anak-anak muda menjadikan patung-patung ini sebagai latar belakang untuk berfoto, dengan kamera yang menempel di telpon seluler (ponsel) mereka. Mereka bergantian saling menjepret di depan patung-patung binatang berbahan barang bekas.
Yang paling banyak menjadi ajang foto-foto dan menjadi perhatian adalah patung gajah. Patung paling besar ini dibuat dari rongsokan barang-barang elektronik, seperti pesawat televisi, komputer, gulungan kabel, parabola, tabung monitor, dan sebagainya.
Semua rongsokan barang elektronik ini kemudian dirangkai, ditata dan dibentuk menjadi mirip gajah. Lengkap dengan telinganya yang lebar (berbahan parabola), dan belalainya yang panjang.
Selain patung gajah, ada patung jerapah (terbuat dari limbah atau potongan kayu), badak bercula satu (ban luar sepeda motor), kambing (limbah kayu), banteng (logam bekas drum) dan burung merak (sapu ijuk).
Jono, warga Desa Tugusumberejo, Peterongan, Jombang, mengaku dia bersama istri dan dua anaknya umur 6 dan empat tahun sengaja datang ke RTH Keplaksari selain karena dekat rumahnya, juga melihat lokasinya yang luas dan rimbun.
“Tadinya mau ke Sumberboto, tapi saya pikir-pikir lagi sepertinya lebih enak di sini. Kalau di Sumberboto tempatnya naik turun, anak kecil akan capek. Kalau di sini tidak. Kami tinggal duduk-duduk mengawasi anak-anak bermain,” kata Jono.
Hal serupa diungkapkan Dani (20), pemuda asal Kelurahan Kepanjen Kecamatan Jombang Kota. Dani yang datang bersama tiga temannya, sebenarnya bermaksud ke Taman Tirta Wisata.
Namun saat melewati RTH Keplaksari yang ramai, mereka (dua cowok dan dua cewek), membelokkan sepeda motornya ke RTH Keplaksari. Begitu melihat sejumlah patung binatang unik berbahan limbah, mereka langsung foto-foto. Taman Tirta Wisata dan RTH Keplaksari memang berdekatan.
“Latar belakangnya bagus untuk foto-fotoan. Dan ternyata di sini juga gratis, nggak ada tiket masuknya. Lumayan untuk pengiritan,” ungkap Dani disambut derai tawa teman-temannya.
Kalau merasa haus atau lapar, di lokasi itu pun terdapat sekitar delapan pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai makanan dan minuman. Mulai dari bakso, es, kopi, mi ayam, sampai nasi bungkus.
Bagi remaja, anak-anak muda, lokasi ini pun cukup menjadi magnet. Ini karena di salah satu bagian RTH, terdapat sedikitnya tujuh patung binatang. Uniknya, patung-patung itu dibuat dari barang bekas atau limbah.
Anak-anak muda menjadikan patung-patung ini sebagai latar belakang untuk berfoto, dengan kamera yang menempel di telpon seluler (ponsel) mereka. Mereka bergantian saling menjepret di depan patung-patung binatang berbahan barang bekas.
Yang paling banyak menjadi ajang foto-foto dan menjadi perhatian adalah patung gajah. Patung paling besar ini dibuat dari rongsokan barang-barang elektronik, seperti pesawat televisi, komputer, gulungan kabel, parabola, tabung monitor, dan sebagainya.
Semua rongsokan barang elektronik ini kemudian dirangkai, ditata dan dibentuk menjadi mirip gajah. Lengkap dengan telinganya yang lebar (berbahan parabola), dan belalainya yang panjang.
Selain patung gajah, ada patung jerapah (terbuat dari limbah atau potongan kayu), badak bercula satu (ban luar sepeda motor), kambing (limbah kayu), banteng (logam bekas drum) dan burung merak (sapu ijuk).
Jono, warga Desa Tugusumberejo, Peterongan, Jombang, mengaku dia bersama istri dan dua anaknya umur 6 dan empat tahun sengaja datang ke RTH Keplaksari selain karena dekat rumahnya, juga melihat lokasinya yang luas dan rimbun.
“Tadinya mau ke Sumberboto, tapi saya pikir-pikir lagi sepertinya lebih enak di sini. Kalau di Sumberboto tempatnya naik turun, anak kecil akan capek. Kalau di sini tidak. Kami tinggal duduk-duduk mengawasi anak-anak bermain,” kata Jono.
Hal serupa diungkapkan Dani (20), pemuda asal Kelurahan Kepanjen Kecamatan Jombang Kota. Dani yang datang bersama tiga temannya, sebenarnya bermaksud ke Taman Tirta Wisata.
Namun saat melewati RTH Keplaksari yang ramai, mereka (dua cowok dan dua cewek), membelokkan sepeda motornya ke RTH Keplaksari. Begitu melihat sejumlah patung binatang unik berbahan limbah, mereka langsung foto-foto. Taman Tirta Wisata dan RTH Keplaksari memang berdekatan.
“Latar belakangnya bagus untuk foto-fotoan. Dan ternyata di sini juga gratis, nggak ada tiket masuknya. Lumayan untuk pengiritan,” ungkap Dani disambut derai tawa teman-temannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar